Jogjakeren.com – Umat Islam merayakan Hari Raya Kurban (Idul Adha) 1441 H sejak Jumat/31 Juli 2020 hingga Senin/3 Agustus 2020. Pada tahun ini, Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Daerah Istimewa Yogyakarta bersama warga di sekitar majelis taklim binaan LDII berhasil berkurban sebanyak 501 sapi dan 783 kambing. Bila harga rata-rata seekor sapi Rp 20 juta dan kambing Rp 2,5 juta, nilai nominal kurban tahun ini mencapai hampir Rp 12 miliar.
Secara nasional, kurban dari 34 DPW LDII berjumlah 20.848 sapi, 18.556 kambing, dan 20 kerbau atau senilai Rp 464 miliar. Kondisi ini sangat menggembirakan, karena gairah beribadah kurban masih sangat tinggi di saat pandemi COVID-19 terus memperlambat perekonomian secara nasional.
LDII Berbagi di Tengah Pandemi COVID-19
Menurut Ketua Departemen Pengabdian Masyarakat DPP LDII, Ruly Bernaputra, kurban tahun ini bertemakan “Berbagi di Tengah Pandemi, Wujud Kepedulian Terhadap Sesama”. Tema ini aktual dengan kondisi Bangsa Indonesia. Saat ini pandemi COVID-19 telah mengganggu perekonomian, pendidikan, dan sendi-sendi kehidupan lainnya. Kemampuan berkurban masyarakat pun cenderung menurun.
“Ikatan berbangsa dan bernegara harus ditumbuhkan dengan semangat bergotong royong dan berbagi,” ujar Ruly Bernaputra.
Strategi Warga LDII Meningkatkan Nominal Hewan Kurban
“Pertama, warga LDII senantiasa dimotivasi dengan nilai ibadah dari berkurban. Di setiap kesempatan pengajian, para ulama dan mubaligh mengkajikan sejarah kurban, pahala, dan manfaatnya,” jelas Dr. Wahyudi, MS., Ketua DPW LDII DIY.
Kurban merupakan perintah Allah SWT dalam Surat Al-Kautsar. Menurut sejarah, kurban membuktikan keikhlasan, ketaatan, dan tawakal yang tinggi dari Nabi Ibrahim saat Allah memerintahkan menyembelih putranya, Nabi Ismail. Dari sisi pahala, seluruh bulu halus dan bulu kasar hewan kurban adalah pahala.
Majelis taklim binaan LDII menyelenggarakan pengajian pada tingkat Pengurus Anak Cabang (PAC) dan Pengurus Cabang (PC) rata-rata tiga kali seminggu yang dapat dimanfaatkan untuk menabung kurban. Semenjak selesai kurban tahun lalu, tabungan kurban sudah mulai dibuka. Warga menuliskannya pada buku tabungan kurban, beserta nilai kurban berupa sapi, kambing, ataupun kerbau.
“Otomatis melihat buku tabungan kurban tersebut warga termotivasi. Dua bulan menjelang kurban, nasehat-nasehat mengenai kurban digaungkan kembali secara daring,” papar Wahyudi yang juga mengajar di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Sukses Terapkan Protokol Kesehatan Kurban
Demi pelaksanaan kurban mengikuti protokol kesehatan, petugas pemotongan hewan kurban telah dibekali tata cara penyembelihan hewan. Pun melakukan koordinasi dengan aparat berwenang yang mengeluarkan surat izin tempat penyembelihan.
Selain keharusan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dan menjaga jarak, petugas menerapkan pula beberapa batasan, seperti hanya petugas yang diperbolehkan berada di tempat penyembelihan, memperbanyak lubang penyembelihan, satu tim pengulitan yang selalu sama untuk meminimalkan kontak dan saling pinjam peralatan, serta membatasi petugas kurban yang sudah lanjut usia dengan para pemuda. Dengan demikian pelaksanaan kurban tahun ini dapat berjalan aman, tertib, dan tetap mematuhi protokol kesehatan.