Memahami Makna Idul Fitri

Idul Fitri
Ilustrasi Idul Fitri (Sumber : pngtree)

Jogjakeren.com – Idul Fitri selalu hadir setelah berakhirnya bulan Ramadan. Seluruh muslim menyambut dan merayakannya dengan rasa penuh gembira, ceria, bahagia dan suka cita. Hal ini memang tidaklah keliru, namun yang lebih penting lagi, masing-masing harus bisa memaknai dalam menyambut dan merayakan Hari Raya Idul Fitri ini.

Kenyataan di masyarakat, terdapat beragam makna dan sikap terhadap kehadiran Hari Raya Idul Fitri. Ada sebagian masyarakat yang memelesetkan Idul Fitri yang juga biasa disebut hari lebaran menjadi hari bubaran. (Bahasa Jawa : lebaran berarti bubaran = selesai). Mereka mengartikan selesai puasanya, selesai pula ke masjidnya, selesai baca Alqurannya, dan seterusnya.

Ada lagi sebagian kalangan yang memaknai dan memahaminya sebagai hari yang identik dengan segala yang serba baru, misalnya baju baru, celana baru, jilbab baru, dan lain-lain yang serba baru.

Read More

Bahkan ada juga sebagian masyarakat yang tidak memahami Hari Raya Idul Fitri ini melainkan sekadar sebagai ajang pesta kembang api dan petasan. Meskipun yang terakhir ini sudah sangat berkurang apabila dibandingkan dengan beberapa tahun lalu.

Selain pengertian di atas, ada juga kebiasaan yang sudah merata di masyarakat bahwa Hari Raya Idul Fitri adalah hari saling bersalaman, saling bermaafan, saling beranjang sana dan bersilaturrahim antar keluarga, kerabat, handai tolan, tetangga dan sahabat serta mitra kerja. Ini terbukti dengan realita kebiasaan masyarakat, yang rasanya sangat sulit untuk diubah, yakni bahwa Hari Raya Idul Fitri sama dengan hari mudik ke kampung halaman.

Terlepas dari berbagai  makna, sikap dan fenomena seperti tersebut di atas, sebenarnya Hari Raya Idul Fitri merupakan salah satu syi’ar Allah yang istimewa. Di dalamnya memiliki muatan makna dan kandungan hikmah yang banyak dan istimewa sebagai bekal utama dalam perjalanan hidup selanjutnya pasca Ramadan.

Selain makna di atas, kehadiran Hari Raya Idul Fitri juga membawa beberapa hikmah, antara lain:

Hikmah Kesucian

Hadirnya Hari Raya Idul Fitri , berarti kaum muslimin kembali kepada fitrah (suci). Bulan Ramadan dengan segala amal yang dikerjakan menjadi salah satu momentum terbaik untuk melebur dosa dan menghapus noda yang mengotori hati dan jiwa setiap muslim.

Setelah kebersihan diri dan kesucian jiwa diperoleh, maka setiap muslim ibarat bayi suci yang baru dilahirkan ibunya, atau ibarat lembar kertas putih nan bersih, yang tidak ada tulisan atau noktah sedikitpun.

Dibutuhkan tekad dan semangat untuk menjaga kebersihan, kesucian dan kefitrahan itu seterusnya dalam hidup kita.

Menambah Iman dan Taqwa

Menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri, disunnahkan bagi muslim untuk mengumandangkan takbir. Di dalam kalimat kumandang takbir ini terdapat tahlil dan tahmid. Dengan banyak bertakbir, bertahlil dan bertahmid serta berdzikir, diharapkan semakin mempertebal iman dan taqwa kepada Allah SWT.

Ini salah satu bukti bahwa, kita telah berhasil dan sukses dalam menjalani ibadah puasa beserta seluruh rangkaian amal ibadah yang menyertainya selama bulan Ramadan.

Peduli Sesama

Sesuai dengan fitrahnya, Islam adalah agama peduli. Karakter ini tampak nyata dan terbukti secara mencolok selama bulan Ramadan. Dimana banyak yang berinfak dan bersedekah serta kewajiban berzakat. Semua itu dalam rangka meniru dan mencontoh keteladanan Nabi Muhammad SAW.

Kewajiban kita sekarang, melanjutkan semangat berbagi pasca Ramadan dan pada hari-hari kehidupan selanjutnya.

Hikmah Kebersamaan dan Persatuan

Selama bulan Ramadan, suasana dan nuansa kebersamaan serta persatuan umat begitu kental, begitu terasa dan begitu indah. Mengawali puasa bersama-sama, shalat tarawih, bertadarus bersama, berbuka bersama, beri’tikaf bersama, berzakat fitrah bersama, dan shalat Idul Fitri bersama.

Hikmah kebersamaan dan persatuan ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan terus, sehingga benar-benar menjadi karakter tetap diri kita sebagai kaum muslim yang senantiasa bersaudara secara harmonis dan mesra.

Hikmah Gembira dan Bahagia

Hikmah paling menonjol dari momen Hari Raya Idul Fitri adalah hikmah gembira dan bahagia. Rasa gembira ini merupakan ujud syukur kepada Allah SWT memberi kesempatan selama bulan Ramadan dengan amal-amal yang serba istimewa, dalam rangka menggapai taqwa yang istimewa.

 

Demikian ini makna Idul Fitri beserta hikmah yang bisa diperoleh dan dinikmati. Kebiasaan baik selama bulan Ramadan, seyogyanya bisa dipertahankan dan ditingkatkan setelah Idul Fitri dan waktu-waktu selanjutnya.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *