Pandemi Covid-19, Tuntutan Bumi kepada Manusia untuk Berbenah Diri(?)

Pandemi Covid-19, Tuntutan Bumi kepada Manusia untuk Berbenah Diri(?)
Foto: Ilustrasi Covid-19 (sumber: Tirto.id)

Sebagaimana yang kita ketahui bersama, bumi saat ini dalam kondisi yang begitu memilukan. Hampir di setiap sudut muka bumi saat ini tengah digemparkan dengan pandemi Covid-19. Hal ini memberikan dampak yang sangat besar bagi kehidupan manusia.

Pada saat itu pula, hampir di setiap sudut muka bumi saat ini tengah “sekarat”. Banyak area hutan yang kini telah berganti dengan gedung-gedung pencakar langit, pencemaran terjadi di mana-mana, hingga meningkatnya suhu bumi atau global warming.

Bacaan Lainnya

Bagaimana tidak, virus penyebab Covid-19 ini dengan begitu mudah dan begitu cepatnya menginfeksi hampir setiap negara di seluruh dunia. Bermula dari kota Wuhan di China, virus ini menyebar hingga ke berbagai belahan dunia dengan waktu yang sangat singkat.

Akhirnya banyak negara yang telah terinfeksi kemudian menerapkan lockdown di daerah-daerahnya, di mana seluruh akses keluar masuk ditutup untuk sementara. Hal ini dilakukan agar penyebarluasan Covid-19 bisa ditekan dengan optimal.

Covid-19 Lebih Mematikan dengan Udara yang Tercemar

Merebaknya pandemi Covid-19 di berbagai belahan dunia juga menjadikan banyak dilakukan penelitian. Salah satu penelitian terbaru terkait Covid-19 ini adalah penelitian dari T. H. Chan School of Public Health, Harvard University, yang menunjukkan bahwa Covid-19 lebih mematikan di lingkungan udara yang tercemar.

Penelitian tersebut menganalisis hubungan tingkat polutan kecil yakni PM2.5 dengan tingkat kematian akibat Covid-19. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa negara-negara yang memilki tingkat polutan hanya 1 µg/m3 lebih tinggi dari rata-rata, memiliki tingkat kematian akibat Covid-19 15% lebih tinggi dari pada negara lain.

Kondisi bumi yang sedang “sekarat” ini ternyata juga dapat meningkatkan bahayanya Covid-19 bagi manusia. Hal ini seolah-olah bumi ingin menunjukkan kepada manusia betapa ruginya manusia akibat ulahnya sendiri.

Setelah manusia harus berjuang melawan pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat ulahnya sendiri, manusia juga harus berjuang di tengah pandemi yang menjadi lebih ganas akibat ulah manusia sendiri pula (pencemaran lingkungan).

Pandemi Covid-19,Tuntutan Bumi kepada Manusia untuk Berbenah

Bumi pun seakan menuntut manusia untuk bisa membenahi diri dan sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. Hal ini sejalan dengan adanya penerapan lockdown yang menurunkan atau bahkan menghentikan seluruh aktivitas umum manusia di berbagai kota dan negara.

Dari adanya penerapan lockdown tersebut, ternyata terbukti dengan sangat jelas bahwa bumi dapat sedikit kembali pulih. Hal ini ditunjukkan dengan terjadinya penurunan tingkat polusi yang sangat signifikan di berbagai daerah dan negara.

Berdasarkan data yang dimuat dalam artikel dari National Geographic, China yang menerapkan lockdown mengalami penurunan emisi karbon sekitar 18% antara bulan Februari dan pertengahan Maret. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan konsumsi batubara dan hasil industri pada saat penerapan lockdown di negara tersebut.

Selain itu, dilansir dari BBC News, United Kingdom atau UK mengalami penurunan tingkat nitrogen dioksida (NO2) yang sangat signifikan dalam dua minggu setelah diterapkannya lockdown di negara tersebut. Bahkan, sejumlah kota memiliki penurunan tingkat NO2 hingga 60% jika dibandingkan dengan periode yang sama ditahun 2019.

Di samping itu semua, dikala bumi kembali bangkit dari dampak negatif akibat ulah manusia, ternyata bumi juga mendukung manusia untuk bangkit melawan Covid-19. Dengan udara yang lebih bersih dan sehat, manusia bisa lebih mudah dalam menangkal Covid-19, sebuah simbiosis yang luar biasa.

Mungkin saja pandemi Covid-19 ini menjadi tuntutan dari bumi kepada manusia untuk berbenah diri. Sebab, hampir setiap aktivitas manusia justru semakin memperparah kondisi bumi. Bumi seakan sedang sekarat akibat ulah manusia yang hidup dan menggunakan segala “fasilitas” yang disediakan untuknya.

Namun, di balik semua ini, yang lebih utama adalah Sang Pencipta. Dialah yang menyusun dan merencakan ini semua. Begitu besar dan luar biasa seluruh tatanannya di alam semesta. Kita dan bumi hanyalah bagian kecil dari ciptaan-Nya. Maka jangan sampai kita lengah dan lupa akan Sang Pencipta.

Stay home, stay healthy, and always believe in Allah.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 Komentar