Senin (10/03/25), Yogyakarta Independent School (YIS) menggelar Visual Art Exhibition (Pameran Seni Rupa DP) di Kampus Jalan Tegal Melati No. 1 Jombor Lor, Sinduadi, Mlati, Sleman. Ini merupakan acara tahunan siswa DP. Istilah DP kependekan dari Diploma Program, setara SMA. Kegiatan ini merupakan puncak perjalanan artistik siswa, yang memamerkan kreativitas, keterampilan teknis, dan pengembangan konseptual mereka.

Pada tahun 2025 ini, DP Visual Art Exhibition menampilkan hasil karya Ziva Zain (Ziva) dan Rindu Najwa Nararya (Nara). keduanya adalah siswa kelas 12. Ini merupakan kesempatan untuk mengevaluasi diri, saatnya siswa merenungkan pertumbuhan artistik mereka dan makna di balik proyek-proyek mereka.
Selain menjadi ajang pamer publik, pameran ini berfungsi sebagai momen penting bagi guru Seni Visual (Visual Art) untuk mengevaluasi dan menilai karya siswa. Proses artistik, karya akhir, dan keputusan kuratorial mereka akan dinilai sebagai bagian dari evaluasi akhir mereka.
Pjs Kepala Sekolah YIS, Veronika Swanti, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan proyek terakhir/utama pelajaran visual art (seni rupa) untuk siswa kelas 12. Ditambahkan Swanti, dengan DP Visual Art Exhibition ini banyak hikmah dan manfaat yang dapat diambil. Bagi siswa, mereka merasa diberikan kebebasan untuk berekspresi. “Bisa memfasilitasi keingintahuan rasa belajar siswa, mengingat anak usia seperti ini keingintahuannya banyak sekali,” ungkap Swanti. Dalam mencari tahu, mereka survei melakukan sendiri. Jadi gagasan dan ide bukan berasal dari guru, tetapi mereka eksplorasi sendiri.

Bagi sekolah, merasa bangga bisa mendukung bakat dan keterampilan mereka. “Kegiatan ini juga menjadi kebanggan sekolah, karena bagaimanapun juga, ini adalah karya mereka sendiri. Bahkan ada siswa yang bukan berasal dari darah seni, tetapi mereka bisa membuat karya yang luar biasa”, imbuhnya.
Guru Visual Art, Herli Setiawan, mengatakan bahwa kegiatan ini sebagai ujian bagi siswa kelas 12. Dalam kurikulum International Baccalaureate (IB), ada salah satu pilihan yang wajib diambil siswa. Untuk pilihan seni, ada 3 macam, yakni seni teater, seni rupa dan seni musik. Yang dilakukan di YIS hanya seni rupa dan seni musik.
Dijabarkan Herli, siswa mengambil proyek ini selama 2 tahun mulai dari kelas 11. Terdapat 3 komponen meliputi: komparatif study, portofolio dan exhibition. Komparatif study, yaitu membandingkan karya seniman lain baik dari luar maupun dalam negeri untuk dipelajari. Portofolio, yaitu dengan eksperimen, mencoba berbagai material untuk mewujudkan idenya. Sedangkan exhibition, yaitu dengan kegiatan memamerkan hasil karya mereka seperti hari ini. Dari ketiga komponen ini, hasilnya dikirim ke kantor pusat.
Ditambahkan Herli, siswa YIS benar-benar diberikan keleluasaan sebagai seniman. “Gagasan ide, pilihan metamorf bahannya, bentuknya, penyajiannya sampai cerita, mereka membuat sendiri”, imbuhnya. Mereka bisa mengangkat isu global, budaya, personality, sangat dibebaskan yang semuanya itu diwujudkan dalam seni rupa. Akhir dari proyek 2 tahun ini adalah exhibition seperti ini, yang berfungsi sebagai salah satu bagian ujian.

Seperti disebutkan diatas, DP Visual Art Exhibition tahun 2025 ini menampilkan hasil karya 2 siswa kelas 12, yakni Ziva Zain (Ziva) dan Rindu Najwa Nararya (Nara). Dalam karyanya, Ziva mengambil tema kehilangan identitas. “Mengingat identitas sangat penting, maka harus dieksplore jangan sampai hilang”, ungkap Ziva. “Ini bertujuan agar orang mengetahui identitas masing-masing,” imbuhnya. Setelah lulus nanti, Ziva pingin menggeluti bisnis.
Sedangkan Nara, dalam karyanya cenderung menceritakan pengalaman hidup. Apa yang dipikirkan dan dialami saat itu, diwujudkan dalam karya seni. Bagaimana menemukan identitas diri, harus dicari. Senada dengan Ziva, setelah lulus dari sekolah ingin melanjutkan kuliah yang berorientasi bisnis.
Dari berbagai karya yang ditampilkan, tampak keduanya ingin menceritakan kisah yang unik, yang mengundang pemirsa untuk terlibat dengan perspektif dan proses kreatif mereka.
Sekilas Yogyakarta Independent School (YIS)
Sudah diketahui bersama, YIS yang dulu bernama Yogyakarta International School hingga tahun 2025 ini sudah berusia 36 tahun. YIS merupakan satu-satunya sekolah internasional di Yogyakarta yang menggunakan kurikulum International Baccalaureate (IB) secara penuh dan sudah diakui statusnya oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. IB merupakan kurikulum yang berasal dari Swiss yang khusus ditujukan untuk anak-anak dari usia 3-18 tahun. Mulai dari PAUD/TK sampai dengan SMA.

Sebagai sekolah IB di Yogyakarta, bahasa pengantar yang digunakan di YIS tentu saja adalah bahasa Inggris. 40% siswa yang ada di YIS merupakan warga negara asing yang saat ini tinggal di Yogyakarta. Begitu juga dengan tenaga pengajar atau gurunya. Sebagian merupakan guru yang berasal dari luar negeri. Kurikulum IB ini juga sudah banyak digunakan oleh banyak sekolah di luar negeri terutama di Eropa dan Amerika.
Melalui kurikulum IB ini para siswa akan diajak berekplorasi tentang banyak hal seperti kreativitas sehingga setiap anak bisa menemukan bakat dan minat agar bisa lebih difokuskan. Karena setiap anak pasti punya bakat dan minat yang berbeda-beda. Setiap anak juga diajarkan untuk menghargai perbedaan dan mendukung kemampuan teman-temannya. Visi dan misi YIS berpusat pada perkembangan para pelajar yang terlibat aktif dengan dunia di sekitar mereka.
Meskipun YIS menggunakan kurikulum internasional, namun juga mengintegrasikannya dengan kurikulum nasional sesuai dengan lisensi yang diberikan oleh Kemendikbud. Khusus bagi siswa yang berkewarganegaran Indonesia akan tetap mendapatkan pelajaran tambahan seperti agama dan PPKN serta mengikuti Ujian Nasional layaknya sekolah umum lain yang ada di Indonesia.
Bagi warga masyarakat yang ingin mengenal lebih dekat dengan YIS, bisa datang langsung ke kampusnya yang beralamat di Jl. Tegal Mlati No. 1, Jombor Lor, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta. Bisa juga klik info@yis-edu.org atau telepon ke 082243614678 / 0274-5305147