Jogjakeren.com – Konsep mangun rasa handarbeni (merasa ikut memiliki) harus mulai ditanamkan pada anak sejak dini, sehingga ia akan memiliki rasa tanggung jawab terhadap kepemilikan atau tugas yang diembannya.
Pemimpin perlu mempunyai daya angon seperti syair dalam lagu Lir-Ilir sebagai perwujudan mandat Tuhan melalui laku menek blimbing. Hal ini tentu sejalan dengan nash yang ada di dalam Alhadis bahwa setiap diri itu adalah penggembala dan setiap penggembala akan ditanya tentang gembalaannya.
Ketika seseorang menyadari bahwa apa yang sedang membersamainya kini merupakan sebuah titipan pasti ia akan berusaha sekuat tenaga dan usaha untuk menjaganya. Hal ini tentu sangat bagus untuk menumbuhkembangkan sikap mencintai dan menjaga. Ibarat kata seorang anak kecil apabila ia memiliki sifat handarbeni terhadap mainan pemberian orang tua, maka ia akan menjaga semampu dan mengupayakan agar tidak rusak karena sikap cintanya terhadap mainan tersebut.
Begitupun dengan orang tua ketika ia memiliki rasa handarbeni terhadap anak, maka ia akan mengupayakan bahwa anak adalah sebuah titipan sekaligus jalan kesuksesan dunia-akhiratnya. Kenapa anak sebagai jalan kesuksesan? Karena ketika orang tua sukses mendidik anaknya menjadi anak baik (cerdas, terampil, berakhak mulia), maka akan membahagiakan dan memberikan kemaslahatan untuk si orang tua. Pun demikian dengan pertanggungjawaban di akhirat.
Bayangkan saja jika setiap pekerja memiliki rasa handarbeni, alangkah terayominya hidup ini. Saya katakan pekerja disini luas, siapa saja yang bekerja, baik asisten rumah tangga, baby sitter, guru, dosen, pilot, masinis, polisi, tentara, penjaga parkir, karyawan, bahkan suami istri pun sejatinya juga pekerja dalam rumah tangga mereka. Dengan memiliki sifat handarbeni ia akan merasa memiliki terhadap apa yang menjadi amanatnya. Memiliki bukan berarti menguasai akan tetapi lebih pada perasaan mencintai dan menjaganya agar tetap dalam fitrah keadaan yang baik (terjaga atau terawat).
Contoh penerapan handarbeni pada seorang guru yang mengajar dengan penuh dedikasi yang tinggi terhadap pekerjaannya juga menggunakan fasilitas papan tulis, spidol dan proyektor sekolah bil ma’ruf, tidak merusaknya dan mengembalikan pada posisi dan keadaan semula, pun dia bisa menjaga kebersihan lingkungan kelas termasuk mematikan lampu dan aliran listrik ketika sudah tidak dipakai. Sehingga ada rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan dan menjaga terhadap barang-barang dan fasilitas lingkungan sekolah tidak acuh dan cuek dengan keadaan sekitar.