Perkembangan Emosi Primer Pada Tiga Tahun Pertama Kehidupan Anak

Ilustrasi: Emosi Primer Bayi, cr: Natoushe

Jogjakeren.com – Apakah yang di maksud dengan emosi? Emosi adalah kondisi mental akibat dari aktivitas sistem saraf pusat yang menghasilkan pola fisiologis yang spesifik dan konsisten seperti pergerakan otot wajah, perasaan, dan perilaku. Menurut Lazarus (1991), emosi sering menjadi teman terbaik kita yang membantu dalam merespon secara efektif serta memunculkan upaya yang energic ketika kita menghadapi tantangan.

Pada artikel ini, kita akan membahas mengenai bagaimana perkembangan emosi primer pada anak di usia tiga tahun pertama. Adapun macam-macam dari emosi primer atau primary emotions antara lain kebahagiaan (happiness), kesedihan (sadness), kemarahan (anger), ketakutan (fear), terkejut (surprise), serta jijik (disgust).

Berikut ini penjelasan dari masing-masing emosi primer tersebut:

Read More

1. Kebahagiaan (happiness)

Bayi mulai tersenyum di usia 3 bulan untuk menunjukkan kebahagiaan ketika dihadapkan dengan kejadian yang sudah sering ia temui seperti melihat wajah-wajah yang sudah ia kenali (Lewis, 2008). Sekitar pertengahan tahun pertama, bayi lebih banyak tertawa ketika berinteraksi dengan orang-orang yang akrab. Antara usia 8 sampai 10 bulan, bayi sudah dapat menyampaikan kegembiraan mereka kepada orang dewasa yang penuh perhatian (Camras & Fatani, 2008).

Senyuman bayi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu reflexive smile dan social smile. reflexive smile biasanya muncul saat tidur pada awal bulan kehidupan bayi dan bukannya merespon stimulus dari luar. Sedangkan social smile muncul sebagai respon terhadap stimulus dari luar, biasanya muncul di awal 4-6 bulan saat merespon suara dari orang terdekatnya.

2. Kesedihan (sadness)

Emosi kesedihan muncul sebagai respon terhadap stimulus berupa pengalaman yang tidak menyenangkan baginya seperti rasa lapar, sakit, perubahan suhu, dan lain sebagainya. Kesedihan muncul di usia 3 bulan, terutama ketika apa yang disukai olehnya diambil. Bayi usia 3 bulan juga merasakan kesedihan saat ibu mereka tidak berinteraksi dengan mereka.

Terdapat tiga jenis tangisan bayi, yaitu basic cry, anger cry, dan pain cry. Basic cry merupakan pola menangis yang ritmis, diikuti hening sesaat, kemudian menangis dengan nada tinggi, dan diikuti istirahat singkat sebelum menangis kembali, biasanya muncul sebagai respon rasa lapar.

Adapun anger cry merupakan variasi dari basic cry, hanya saja lebih banyak keluar udara melalui pita suara. Pain cry merupakan tangisan bayi secara tiba-tiba, panjang, dan pada saat awal menangis diikuti dengan tahan nafas. Biasanya tidak ada tanda-tanda yang mendahului.

3. Kemarahan (anger)

Kemarahan bayi muncul di usia 4-6 bulan, biasanya dikarenakan bayi mengalami frustasi seperti karena mainannya diambil, ditidurkan, atau bayi tidak dapat mengendalikan apa yang dia inginkan. Ekspresi marah meningkat seiring bertambahnya usia dan biasanya ditunjukkan pada orang yang membuatnya nyaman (Berk, 2006).

4. Ketakutan (fear)

Rasa takut pada bayi muncul ketika memasuki usia sekitar 7-8 bulan. Biasanya, ketakutan muncul saat anak ragu untuk bermain dengan mainan baru atau merangkak mundur di ketinggian. Akan tetapi rasa takut paling sering muncul ketika anak berhadapan dengan orang baru atau yang biasa disebut dengan stranger anxiety (Camras & Fatani, 2008).

5. Terkejut (surprise)

Perasaan terkejut muncul pada usia 6 bulan pertama bayi ketika bayi berhadapan dengan stimulus baru yang diluar dugaan mereka, misalnya ketika bayi memainkan mainan yang tiba-tiba dapat mengeluarkan bunyi. Ekspresi terkejut bayi juga dapat dilihat saat bayi bermain petak umpet, sulap, dan lain sebagainya. Reaksi emosi terkejut yang ditunjukkan bayi tergantung pada stimulusnya, temperament bayi, hingga usia bayi.

6. Jijik (disgust)

Respon bayi terhadap rasa jijik juga muncul dalam bentuk primitive pada bayi seperti gerakan meludah atau menyingkirkan benda-benda yang tidak menyenangkan (Camras & Fatani, 2008). Rasa jijik juga dapat muncul karena bayi tidak menyukai rasa makanan tertentu atau ketika mencium bau yang tidak disukai.

Jenis- jenis emosi tersebut di atas akan diekspresikan melalui ekspresi wajah, suara, tubuh, dan aktivitas yang dapat diobservasi. Selain itu, pada emosi primer, sebagian besar bayi dan anak menggunakan positive regulation pattern dalam mengekspresikan emosi yang sifatnya positif seperti bahagia dan saat tertarik.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *