Aku Lelah Jadi Ibu

Lelah Jadi Ibu
Ilustrasi lelahnya jadi ibu (Foto: pngtree).

Jogjakeren.com – Ya Allah, aku lelah jadi ibu. Ada yang pernah merasa seperti itu?

“Ini kerjaan kok nggak beres beres,” ujar seorang ibu.
“Tiap hari kok kaya gini terus,” ujarnya lagi
“Butuh libur, butuh piknik, butuh me-time, butuh rehat sejenaaak saja,” imbuhnya.

“Kalau boleh lari pengen lari aja deh rasanya,” seru ibu yang lain.
“Seandainya ada tombol pause untuk semua ini,” imbuhnya.

Read More

Pekerjaan rutinitas seorang ibu nampak seakan sia-sia dan berulang. Begitu terus setiap hari. Tidak ada habisnya.

Masih ingatkah kisah ibu Hajar?

Ibunda Nabi Ismail ‘alayhi salam ini berlari bolak balik dari Shofa ke Marwah sampai 7 kali. Berharap di padang gurun yang gersang itu barangkali ada air untuk bayinya yang sedang haus.

Ketemukah airnya? Tidak. Tetapi lari-larinya Siti Hajar yang tampak “sia-sia” itu ternyata menjadi sebab ridhoNya Allah sehingga memancarlah air zamzam yang sampai sekarang tak pernah surut justru dari jejakan kaki bayi Ismail.

Pertolongan itu datang terkadang dari arah yang tak terduga, tugas kita adalah bersa’i, berikhtiar. Selanjutnya adalah tugas Allah yang akan memberikan pertolongan-Nya. Seberapa gigih kita berikhtiar berusaha mendobrak pintu langit dengan amal, maka akan menentukan seberapa dekat pertolongan akan datang pada kita.

Jadi sia-siakah yang dilakukan sang ibu selama ini? Ternyata tidak sama sekali.

Pekerjaan keIBUan di antaranya menyusui, memandikan, ganti popok, menyuapi, memasak, menyapu, mengepel, mencuci dan masih banyak lagi.

Semua tetek bengek itu seakan terlihat tidak gemerlap, tidak keren, tidak eksis, seakan sia sia, tidak ada hasil. Tapi yang berlelah-lelah itu, bisa jadi sebab ridho Allah.

Bisa jadi yang mengantarkan seorang ibu ke surgaNya. Tidak terlihat mulia di hadapan penduduk bumi tetapi bisa jadi membahana seantero ‘penduduk langit’. Bukankah itu yang lebih penting?

Bukankah doa ibunda mustajab tanpa penghalang ke Allah? Maka setiap pekerjaan keIBUan itu bisa jadi dzikrullah dan doa, seperti berikut ini.

Semoga setiap tetes susu yang mengalir ke bayi ini mengalir pula kesholihan.

Semoga yang memakai baju baju yang saya cuci ini selalu menjaga kehormatannya.

Semoga yang memakan hidangan ini diberiNya kesehatan.

Semoga setiap suapan nasi ini menjadikannya anak yang kuat.

Maka, mari buat malaikat Raqib sibuk luar biasa mencatat kebaikan-kebaikan yang kita upayakan dan jangan sampai malaikat Atid bahkan membuka bukunya.

Niati semua ikhlas karena Allah, ucapkan setiap hari bismillah saya ibu yang baik, sehat, semangat, saya akan asuh didik anakku dan melayani suamiku dengan baik sesuai kehendak Mu.

Semoga menjadi pengingat, penyemangat. Semangat untuk semua ibu dimanapun. Semoga lelahmu menjadi hadiah terbaik untukmu kelak. Aamiin.

 

Oleh Izza Atina Catur Fauziati, Anggota Biro Pendidikan Umum dan Pelatihan (PUP) DPW LDII DIY sekaligus pemerhati parenting

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *