Jogjakeren.com – Erina Gudono Pakai Paes Ageng Jogja, Apa Itu? – Tahukah kamu riasan yang digunakan oleh Erina Gudono pada saat acara pernikahannya dengan putra Presiden yang ada di sekitar area wajah berwarna hitam itu? Riasan ini biasa digunakan ketika mengusung adat Jawa pada saat melakukan resepsi nikah.
Penampilan Erina Gudono saat berada di resepsi pernikahannya sukses menjadi pusat perhatian khalayak umum dan sekaligus sukses mempopulerkan salah satu riasan yaitu Paes Ageng Jogja pada kalangan anak muda.
Pasalnya gaya make up tradisional yang dibuat dengan alis menjangan, cithak, centhung dan penggunaan paes prada ini membuat wajahnya semakin cantik. Di tengah popularitas korean look ataupun gaya make up natural lainnya yang lebih modern, istri Kaesang Pangarep ini dianggap sudah mengenalkan dan mempopulerkan kembali riasan pakem ini.
Erina Gudono akui bahwa membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mempertimbangkan keputusannya memilih gaya riasan yang ingin dipakainya pada saat acara resepsi. Dan akhirnya H-5 pernikahan ia baru mengambil keputusan tersebut. Sebelumnya Kaesang, ibu Iriana dan ibunya sendiri juga memintanya untuk memakai Paes Ageng Jogja.
Baca Juga : Erina Gudono Pakai Paes Ageng Jogja, Apa Itu?
Ada banyak filosofi yang terkandung pada riasan satu ini, sehingga ia pun harus bersikap hati-hati. Erina Gudono juga pernah menyatakan bahwa Paes Ageng Jogja ini akan menjadi bentuk harapan bagi sepasang pengantin dalam menjalankan kehidupan pernikahan mereka.
Penasaran apa itu riasan Paes Ageng Jogja yang dipakai Erina Gudono?
Seperti namanya yaitu Paes Ageng Jogja, riasan ini salah satu dari 6 jenis tata rias pengantin yang berasal dari Yogyakarta. Paes Ageng Jogja tergolong riasan istimewa karena pada zaman dulu hanya orang tertentu saja yang boleh memakainya. Yaitu keluarga kerajaan bangsawan yang berasal dari lingkungan keraton.
Dan sekarang gaya make up tersebut sudah marak dipakai oleh berbagai kalangan yang tersebar di banyak lokasi yang berbeda-beda. Penata riasnya juga tidak sembarangan orang, mereka perlu menjalani latihan khusus dan persiapan khusus agar bisa menjadi penata rias tersebut. Karena mempunyai makna yang sangat sakral.
Konon katanya mereka diharuskan mempunyai kekuatan batin dan menjaga kebersihan diri hingga menjalani puasa agar menghasilkan hasil riasan yang cantik, bersinar dan manglingi (tidak mengenali).
Unsur lainnya yang cukup mencolok dalam penggunaan Paes Ageng Jogja ini yaitu bentuk alis yang bercabang seperti tanduk rusa. Dapat dilihat pada riasan wajah Erina Gudono. Sering disebut pula sebagai alis menjangan, bentuk ini melambangkan kecerdikan, kecerdasan serta keanggunan hewan tersebut sebagai salah satu inspirasi karakter untuk pengantin perempuan.
Ciri khas lainnya yaitu terletak pada paes prada berupa lengkungan hitam dengan garis emas yang ada di dahi pengantin wanita. Setiap lengkungannya memiliki ukuran yang berbeda-beda, maka simbol lambang yang dihasilkan juga berbeda pula.
Sebuah lengkungan kecil yang dihasilkan disebut pengapit. Lengkungan ini melambangkan keseimbangan, sedangkan lengkungan yang agak lebih besar itu melambangkan kebesaran Tuhan. Filosofi dalam riasan ini yaitu agar pengantin wanita dapat menjadi penyeimbang dalam rumah tangganya dan keluarga yang mereka jalankan berada di bawah kebesaran Yang Kuasa.
Cithak adalah bentuk yang berupa tanda kecil di dahi dan letaknya berada diantara alis, mirip dengan bindi yang biasa dipakai oleh wanita di India namun bentuknya berbeda. Mempunyai filosofi tentang pola pikir wanita. Dan harapan kedepannya pengantin wanita akan menjadi sosok yang fokus dan senantiasa menjaga kesetiaan sebagai seorang istri.
Centhung adalah aksesoris yang disematkan pada kanan dan kiri kepala pengantin wanita. Jumlahnya ada 2 buah, melambangkan gerbang kehidupan baru yang baru saja dijalani oleh sepasang pengantin.