Permainan Tradisional Sebagai Metode Pembentuk Karakter Anak

permainan tradisional
ilustrasi permainan ular naga, cr: pinterest

Jogjakeren.com – Permainan tradisional saat ini kurang dikenal oleh anak-anak pada jaman sekarang. Beda halnya dengan orang tua jaman dahulu yang masih mengenal permainan tradisional. Adanya pengenalan permainanan tradisional sangat bagus untuk dijadikan metode pembentukan karakter pada anak, dikarenakan dunia bermain sangat erat dengan perkembangan anak.

Anak-anak sekarang cenderung tertarik dengan perkembangan teknologi salah satunya game online. Padahal permainan tradisional merupakan hasil budi daya nenek moyang terdahulu yang menggairahkan, menyenangkan, dan mempunyai pengaruh yang sarat akan makna pada perkembangan anak-anak. Permainan tradisional memiliki nilai positif, misalnya anak menjadi melakukan aktivitas yang positif dan mengurangi penggunaan handphone yang berlebihan.

Melalui kegiatan bermain ini, anak bisa mencapai perkembangan karakter, begitu juga dengan perkembangan fisik, intelektual, emosi dan sosial. Perkembangan karakter anak dapat dilihat ketika anak merasa tidak senang, senang, marah, menang, atau kalah, dan bagaimana anak memperhatikan lingkungan sekitar.

Read More

Bermain adalah pengalaman mereka yang harus dilalui. Seringkali orang tua melarang anak untuk bermain karena beranggapan jika bermain adalah kegiatan yang membuang waktu, dan memaksa anak untuk menghabiskan waktu dengan belajar. Dengan bermain permainan tradisional pontensi kecerdasan akan lebih terasah dan akan meningkatkan pembentukan karakter pada anak.

Pembentukan Karakter Anak Melalui Permainan Tradisional

1. Permainan Dakon

Dakon merupakan salah satu jenis permainan tradisional yang kompetitif. Dalam permainannya terdapat sistem tembak dan pikul. Dalam permainan ini, anak secara tidak langsung belajar mengenai konsep bilangan dan bagaimana cara menghitung. Mereka bermain dengan senang sekaligus bisa belajar. Anak yang bermain sesuai dengan aturan dan tidak curang berarti telah memiliki karakter jujur dan sportif. Anak juga diajari untuk bersabar saat bermain yaitu sabar menunggu giliran main. Anak-anak juga diajarkan untuk teliti dan bekerja keras saat bermain.

2. Permainan petak umpet

Permainan ini merupakan permainan yang paling populer dibandingkan dengan permainan tradisional lainnya. Pada permainan ini anak diajarkan untuk jujur ketika tertangkap saat bermain. Berani mengakui kekalahan jika tidak berhasil. dan disiplin saat bermain dengan mematuhi aturan serta saling peduli satu sama lain.

3. Permainan Ular Naga

Permainan ular naga dilakukan secara kolaboratif juga membutuhkan banyak orang. Kemampuan anak dalam menjalin relasi saat bermain juga menunjukkan bahwa anak memiliki sikap komunikatif. Hal ini bisa dilihat pada saat kedua penjaga gerbang bertanya kepada anak yang mereka tangkap untuk memilih siapa penjaga yang akan dipilih anak tersebut. Selain itu, permainan ini juga melatih sikap tanggung jawab. Seperti saat penjaga gerbang yang bertanggung jawab melindungi pengikutnya dari tangkapan penjaga gerbang lainnya.Keuletan anak saat bermain menunjukkan bahwa ia memiliki karakter yang kerja keras.

4. Engklek

Permainan tradisional engklek dapat meningkatkan kemampuan motorik anak. Salah satu elemen yang penting dalam permainan tradisional engklek untuk mengasah kemampuan motorik anak adalah dengan meloncat. Meloncat satu kaki saja sebagai penumpu, tetapi menggunakan dua kaki pada saat pendaratan. Pada saat akan meloncat, anak akan berhati-hati agar tidak jatuh. Kemudian peran kedua tangan sangat penting sebagai penyeimbang. Selain itu, dengan memainkan engklek, anak dapat mengembangkan keterampilan sosial, seperti interaksi, penerimaan teman sebaya, membina hubungan dengan kelompok serta mengatasi konflik dalam bermain.

5. Cublak-cublak Suweng

Cublak-cublak Suweng merupakan sebuah permainan anak yang diiringi dengan nyanyian atau tembang dolanan. Setelah lagu selesai dinyanyikan, salah satu pemain yang tidak tidak membungkuk harus memegang dan menyembunyikan kerikil tersebut. Sementara itu, pemain yang membungkuk akan menebak pemain mana yang memegang atau menyembunyikan kerikil. Tidak hanya menyenangkan dan memiliki banyak pesan moral, permainan cublak-cublak suweng juga memberikan beberapa manfaat lainnya bagi anak-anak, seperti melatih anak belajar menyanyi, mencocokkan ritme lagu dengan gerakan tangan, mengenal bahasa Jawa, melatih motorik halus, belajar mengikuti aturan, latihan kerja sama, serta belajar menyimpan rahasia.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *