Sleman, jogjakeren.com – Syawalan atau yang dikenal pula dengan istilah halal bihalal sejatinya adalah budaya bangsa Indonesia. Di Mekkah sendiri setelah sholat idul fitri selesai kemudian mengucapkan taqobbalallohu minna wa minkum, setelah itu tidak ada acara saling berkunjung atau silaturrahim. Budaya syawalan ini terus dilestarikan mengingat beberapa manfaatnya. Salah satunya adalah menumbuhkan karakter mulia saling meminta dan memberi maaf.
Suasana syawalan yang diselenggarakan SMA IMBS Yogyakarta pada Sabtu (27/4/2024) ini memberikan kesan hangat dan akrab. Dihadiri oleh guru, karyawan, pengurus yayasan dan koordinator pamong. Kepala Sekolah Hj. Siti Nurhayati, S.Si., M.Pd., dalam sambutannya menyampaikan bahwa tujuan dari syawalan ini adalah untuk lebih mengakrabkan dan menjalin tali silaturrahim antara guru, karyawan, pengurus yayasan, pengurus pondok beserta keluarga.
“Harapan kami seperti ini ke depan bisa menjadi budaya bagi kami setiap tahun. Agar kami bisa saling mengenal sehingga menambah solidnya hubungan kekeluargaan dan rasa handarbeni (memiliki-red). Sense of belongingnya timbul dan merasa inilah rumah kita bersama jangan sampai keluarga kita putus,” jelasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Yayasan Hj. Nurul Baiti, S.S.Pd., bahwasanya silaturrahim itu memang perlu. “Mungkin kita sering ketemu di sekolah tapi situasinya berbeda. Kalau syawalan begini kan ngelengke (menyediakan waktu khusus-red), pas bukan hari mengajar, di sekolah siswa juga pas libur. Dan saat ini kami hadir ke sekolah bersama keluarga,” ujarnya.
Sementara KH. Sugiyarto, S.H., M.M. dalam tausiyahnya memberikan ulasan bahwasanya tidak ada yang mengharamkan halal bihalal. Makna halal bihalal adalah upaya untuk menyelesaikan komunikasi yang buntu. Kadang kita bisa merasakan adanya masalah itu tapi tidak kelihatan. Selanjutnya menekankan pada pentingnya nasehat.
”Jadi memang bagi kita ketemuan itu tidak bisa meninggalkan nasehat. La ta’da bimukrimin illa binasehat. Yang kedua harus kita sadari sabda Rosulullah SWA bahwa addinu nasihah yang diulang sampai tiga kali sebagai wujud menyangatkan esensi agama adalah nasehat. Jadi sebenarnya kita ini sama sama membutuhkan nasehat. Mari kita selalu pada posisi itu. Idealnya untuk mendengarkan nasehat itu adalah mengosongkan gelas. Kosongkan hati kita. Dan sadari bahwa ini kebutuhan kita. Niat nasehat semata-mata yuridul khoir lil ghoir. Di setiap waktu di setiap kesempatan,” pungkasnya.
Adapun inti dari acara syawalan ini adalah seluruh peserta mengucapkan Ikrar Syawalan yakni mengakui kesalahan dan bersedia memberi serta meminta maaf. Mari kita biasakan di lingkungan SMA IMBS ini dengan karakter luhur.