Jogjakeren – Masjid Mulyodiharjo kemarin Minggu (15/11) diwakafkan untuk pusat pembinaan generus LDII di PC Ngaglik.
Dalam acara wakaf masjid, H. Suroto, S.H. selaku tuan rumah dan pembina Yayasan Penggerak Penerus Bangsa (YPPB) memberikan ucapan terima kasih dan rasa syukur. Suroto mengungkapkan, ia mewakafkan bangunan dan mushola milik keluarganya sebagai masjid yang nantinya akan digunakan untuk mengaji.
K.H. Isrujito, S.H. selaku Dewan Penasihat mengingatkan dalam nasihatnya tentang pengelolaan masjid dan lingkungannya.
“Pertama, pemeliharaan. Supaya diramut dan dita’dzimi sebagai sya’airallah. Dijaga kebersihan dan kesuciannya. Serta dijaga sarana dan prasarananya. Kedua, dimakmurkan dengan cara diramaikan kegiatannya. Harus ada takmir masjid. Ketiga, penjagaan keamanan. Dengan dibuatkan jadwal piket dan supaya selalu budi luhur. Keempat, pengembangan. Supaya bisa dikembangkan untuk kegiatan pembinaan generus,” ujarnya.
Selanjutnya, pemilik tanah bangunan, Hj. Dra. Ngadirah, M.Pd. menyampaikan ikrar wakafnya yang disaksikan 83 orang terdiri warga sekitar dan tamu undangan pengurus LDII. Serta dilanjutkan menyerahkan sertifikat asli kepada pengurus.
“Bangunan seluas 204 m2 dan mushola 64 m2, semoga menjadi amal jariyah yang terus mengalir sampai mati dan bisa menjadi pusat pendidikan generus yang alim, berakhlakul karimah, serta memiliki kemandirian,” ujar H. Jiwantoro, S.Pd. setelah menerima sertifikat.
Acara kemudian ditutup dengan nasihat dan doa oleh K.H. Sujiar, S.Pd, lalu dilanjutkan dengan peletakkan batu pertama oleh K.H. Isrujito, S.H dan H. Suroto, S.H. Acara diakhiri dengan ramah tamah dan makan bersama.
Yayasan Penggerak Penerus Bangsa merupakan yayasan yang dikelola oleh Keluarga Besar Mulyodiharjo, dikembangkan dan dikelola oleh anak cucu dari Mbah Mulyodiharjo dan berada di wilayah Tempel, Paldaging, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman.
Sejak tahun 1961, telah banyak kegiatan yang dilakukan di Rumah Joglo Mulyodiharjo seperti kegiatan pengajian akhir tahun, kajian tiap minggu, pengumpulan infaq, sedekah, zakat dan juga kegiatan pengajian anak-anak. Bahkan pernah mengadakan kegiatan Cinta Alam Indonesia (CAI) Kids dan SAKO.
Menurut pembina YPPB, Ngadirah menjelaskan, “Tempat ini dulunya sering digunakan kegiatan remaja. Hanya akhir-akhir ini sepi karena Pra GP yang biasa mengaji disini saat ini belajar di pondok pesantren, menjadi mubalig dan mubalighot. Sebab itu saya ingin mewakafkan ini, supaya ramai kembali. Dan menjadikan pembinaan generus lancar dan sebagai amal jariyah mumpung saya masih diberi umur,” paparnya.