5 Cara Segera Mandiri

jogjakeren.com – Kemandirian adalah keniscayaan. Berkat kemandirian, kita menjadi lebih siap untuk menjalani kehidupan. Begitu pula saat menetapi ibadah, tidak perlu disuruh-suruh dan mampu menjaga diri sendiri dari kemaksiatan. Dalam hal penghasilan, lima cara berikut ini perlu dikuasai agar kemandirian dapat segera diwujudkan. Pundi-pundi penghasilan pun segera mengalir ke dalam dompet dan buku tabungan. Percayalah bahwa menunda kemandirian menyebabkan tertunda pula lamaran pernikahan. Ayah Ibu kita masih terus repot dengan tetek bengek pekerjaan rumah yang seharusnya menjadi tanggung jawab kita.

1. Menguasai Ketrampilan Ayah Ibu

Terbukti nyata bahwa Ayah Ibu telah berhasil membesarkan dan membiayai kebutuhan kita. Mulai dari makan, minum, pakaian, dan tempat tinggal. Beberapa mungkin ala kadarnya. Namun semuanya itu terasa cukup. Bertumbuh hari demi hari dan semakin dewasa. Cobalah mengingat-ingat, apa sajakah kemandirian yang sudah dikuasai hingga hari ini? Lalu adakah kemampuan ataukah keterampilan yang bisa menghasilkan uang? Apabila belum ada, kemungkinan kita terlalu sibuk sekolah dan tempat sekolah kita belum sepenuhnya “memaksa” untuk segera mandiri. Bisa jadi kurikulum sekolah atau perkuliahan masih pada penguasaan pengetahuan, seperti: siswa atau mahasiswa mampu menjelaskan X, membedakan Y dan Z, dll. Untuk itu, mari sembari sekolah atau kuliah, kita sempatkan waktu untuk menguasai keterampilan Ayah Ibu kita.

Read More

Keterampilan keduanya sudah ditempa lama oleh pengalaman dan berhasil melewati masa try and error berkali-kali. Kini Ayah Ibu telah menemukan cara terbaik dalam melakukannya. Bagaimanakah keterampilan itu dikerjakan secara efektif dan efesien. Jaringan pertemanan, rantai pasokan barang dan jasa (supply chain), langganan setia sehati telah mereka kuasai. Beruntung sekali, kita tinggal meneruskan usaha dan keterampilan Ayah Ibu kita. Tak perlu malu seburuk apakah pekerjaan itu. Buruh tani, pedagang, penjahit, tukang  bangunan, penjual koran, jamu gendong merupakan sebagian di antaranya. Nyatanya, Ayah Ibu telah berhasil membesarkan kita hingga menjadi dewasa. Janganlah pernah malu akan pekerjaan Ayah Ibu kita.

Nah, sebentar lagi saatnya kita harus mandiri, sedangkan Ayah Ibu semakin tua dan lemah. Mari, sesegera mungkin menguasai keterampilan Ayah Ibu agar mereka dapat hidup semakin tenang dan semakin banyak beribadah. Berkat mereka sudah mempunyai generasi penerus usaha/pekerjaannya (Bersambung).

Penulis: Atus Syahbudin

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 comment