Jogjakeren.com – United Nations for Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) telah resmi menetapkan gamelan sebagai salah satu Intangible Cultural Heritage (ICH) atau Warisan Budaya Tak Benda, pada 15 Desember 2021.
Presiden Joko Widodo pun menyambut dengan hangat dan bangga atas penetapan ini. “Gamelan sudah lama menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari rakyat di berbagai daerah di Indonesia. Terus dipelajari, dikembangkan, dan diwariskan dari generasi ke generasi,” tulisnya di akun instagram @jokowi.
Gamelan menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) ke-12 asal Indonesia yang berhasil diinskripsi ke dalam daftar WBTB UNESCO. Sebelumnya, Indonesia telah menginskripsi 11 elemen budaya lainnya, yakni Wayang (2008), Keris (2008), Batik (2009), Pendidikan dan Pelatihan Batik (2009), Angklung (2010), Tari Saman (2011), Noken (2012), Tiga Genre Tari Tradisional di Bali (2015), Seni Pembuatan Kapal Pinisi (2017), Tradisi Pencak Silat (2019), dan Pantun (2020).
Komite Konvensi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO telah menggali berbagai sejarah dan filosofi di balik gamelan sebelum menetapkannya sebagai Warisan Budaya Tak Benda. UNESCO mencatat bahwa gamelan bukan hanya sarana ekspresi budaya, namun juga membangun koneksi antara manusia dan alam semesta. Gamelan dinilai turut mengajarkan sikap saling menghormati, mencintai, dan kepedulian antar sesama.
Di Indonesia, alat musik gamelan mudah dijumpai di berbagai daerah, seperti Jogja, Jawa Tengah, Cirebon, Bali, Madura, dan Lombok. Alat musik ini diperkirakan sudah ada di Pulai Jawa bahkan sejak tahun 404 Masehi. Hal ini didasari oleh adanya penggambaran masa lalu di relief Candi Borobudur dan Prambanan.
Bagaimana proyeksi ke depan?
Dilansir dari kemlu.go.id, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengungkapkan bahwa Indonesia akan terus mengembangkan dan menyebarluaskan pengaruh gamelan ke seluruh dunia. Hingga kini, gamelan dikenal sebagai salah satu alat musik tradisional yang membawa pengaruh besar bagi dunia musik internasional.
Selain sebagai sarana ekspresi budaya, gamelan juga telah lama dimanfaatkan sebagai media diplomasi antar negara. Kedutaan Besar RI berkomitmen untuk terus mempromosikan gamelan melalui berbagai aktivitas, misalnya pembelajaran gamelan untuk masyarakat asing dan pertukaran budaya. Senada dengan komitmen ini, Nadiem Makarim juga menyampaikan bahwa Indonesia akan terus melestarikan gamelan melalui pendidikan dan pelatihan secara formal dan non-formal, melalui festival, pawai, pertunjukan, dan pertukaran budaya.