Pelatihan Jurnalistik LINES, Penerbit Deepublish: Menulis itu Memberi Manfaat, Jangan Jadi Beban

Deepublish
Penerbit Deepublish saat memberikan pemaparan dalam pelatihan jurnalistik yang digelar LINES, Sabtu (4/9/2021)

Jogjakeren.com – LDII News Networks (LINES) menggelar pelatihan jurnalistik secara daring untuk para reporter dan masyarakat umum pada Sabtu (4/9/2021). Pelatihan jurnalistik berjudul “Cara Menulis Opini/Buku dan Menerbitkannya” menghadirkan narasumber General Manager Penerbit Deepublish, G.M. Prabowo S.E. dan Task Force Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat (DPKM) UGM, Atus Syahbudin, S.Hut., M.Agr., Ph.D.

Pelatihan jurnalistik ini diikuti ratusan peserta dari berbagai daerah di Indonesia secara daring. Di antaranya komunitas remaja masjid, pengurus madrasah diniyah takmiliyah, Forum Sarjana Mubaligh dan Mahasiswa Indonesia (FORSMI), reporter LINES, pelajar/mahasiswa, guru dan dosen.

General Manager Penerbit Deepublish, Prabowo menuturkan, menulis merupakan aktivitas yang bermanfaat dan janganlah menjadi sebuah beban. Setiap karya yang dihasilkan harus diapresiasi dan memiliki dampak ke depannya. “Karya hasil menulis kita memberikan multiplier effect, baik bagi komunitas atau organisasi maupun pembaca. Untuk itu, diperlukan perencanaan, persiapan menulis, serta penulisan dan penyuntingan,” tuturnya.

Bacaan Lainnya
Deepublish
Penerbit Deepublish memberikan tips menulis buku dalam 8 pekan.

Tips menulis buku dalam 8 pekan disampaikan pula oleh Prabowo. Mulai menentukan tujuan menyusun buku, mencari ide-ide dan memilihnya, lalu membuat outline buku. Hingga melengkapi bahan, struktur tulisan, menulis bab demi bab sampai selesai.
Outline buku inginnya seperti apa? Bagaimana gambaran menuju konfliknya. Ini bagaikan cek poin seperti dalam alur. Jangan melakukan editing saat menulis. Menulislah semuanya dahulu sebisanya,” pesan Prabowo.

Cara Menulis Opini

Sementara itu, Task Force DPKM UGM Atus Syahbudin menguraikan urgensi dan cara menulis opini sebagai media menuangkan ide serta mengadu argumen berbasis kenyataan dan tantangan. Dosen Fakultas Kehutanan UGM ini menjelaskan pula bagaimana pembangunan Desa Wisata Girikerto (DeWiGiri) di Kabupaten Ngawi tak lepas dari penebaran opini dan pembuatan buku tentang keindahan dan kekayaan alam lereng utara Gunung Lawu.

“Saya menginisiasi Desa Wisata Girikerto bersama 6 periode mahasiswa KKN-PPM UGM juga dengan menuliskan opini di Jawa Pos Radar Ngawi. Mengapa? Demi untuk memengaruhi pola pikir para pejabat kabupaten, pemangku kepentingan dan tokoh masyarakat bahwa mereka kaya akan potensi sumber daya alam. Alih-alih merusak hutannya, justru sebaliknya kita bangun desa wisata dengan memberdayakan masyarakat Girikerto, membangun homestay dan obyek wisata sembari melestarikan hutan,” ungkap Atus yang juga sebagai Ketua LINES DIY.

Penulis opini, tambah Atus, seyogyanya mempunyai atribut sesuai dengan bahasannya. Cara penulisannya selalu mengikuti aturan setiap media dan senantiasa menjaga kekinian (update). Jika ditolak oleh redaksi, tulisan opini sebaiknya disimpan di dalam blog, buku harian daring, ataupun sejenisnya. Di kemudian hari, semua tulisan tersebut dapat dibukukan.

Dalam sesi tanya jawab, Ichsan Rusdianto bertanya mengenai kesulitan menuangkan ide yang banyak ke dalam tulisan. Adapun Nurkaisah Moka mengungkap perlunya pendampingan untuk menyelesaikan tulisan menjadi buku autobiografi.

Dijawab Prabowo, ia menggarisbawahi pentingnya mentor, seperti ketua komunitas yang mampu mengarahkan anggotanya sewaktu menghadapi permasalahan saat menulis. “Menulis tanpa mentor seperti terombang ambing di lautan. Di deepublish akan ada mentor yang mendampingi terus sebisa mungkin terbit karena niatnya penulis ingin memberikan manfaat sebanyak mungkin,” jelas Prabowo.

Pelatihan diakhiri dengan kesepatakatan akan dukungan Penerbit Deepublish dan DPKM UGM untuk membantu para penulis mewujudkan satu buku bersama berjudul “Thanks Covid-19”. Masyarakat maupun penyintas Covid-19 bisa menuliskan gagasan dan pengalamannya semasa pandemi dalam bentuk buku sembari meningkatkan imun. Langkah ini pun disetujui oleh CEO Penerbit Deepublish, An Nuur Budi Utama, ST.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *