Sinau Pancasila, LDII DIY Dukung Amalkan Kembali Empat Konsensus Kebangsaan

Sinau Pancasila
Ketua DPW LDII DIY Atus Syahbudin menghadiri undangan Badan Kesbangpol DIY dalam kegiatan sinau Pancasila dan wawasan kebangsaan. Dalam kesempatan tersebut, Atus diberi kehormatan untuk membacakan Pancasila, Rabu (24/11/2021)

Jogjakeren.com – Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) LDII DIY menghadiri undangan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) DIY dalam kegiatan “Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan yang Meliputi Kegiatan Sinau Pancasila” bertempat di 101 Yogyakarta Tugu Hotel Yogyakarta, Rabu (24/11/2021). Hadir Ketua DPW LDII DIY Atus Syahbudin, S.Hut., M.Agr., Ph.D. didampingi Anggota Biro Hubungan Antar Lembaga H. Ridwan Bintoro, S.I.P.

Kegiatan Sinau Pancasila menghadirkan narasumber di antaranya Komisi A DPRD DIY, Koordinator Bidang Pendidikan dan Pelatihan Pusat Studi Pancasila UGM Hendro Muhaimin, S.H., M.A., dan Pasi Komsos Sterrem 072/PMK Mayor ARM Ronang Sasiarto.

Kepala Badan Kesbangpol DIY Dewo Isnu Broto Imam Santoso, S.H. yang dalam hal ini diwakili Joko Nuryanto, S.H., M.Si. selaku Kabid Bina Ideologi dan Kewaspadaan Nasional dalam sambutannya memperkuat pentingnya kegiatan ini dalam rangka menjaga nilai-nilai luhur pancasila.

Bacaan Lainnya

“Mari kita merefresh kembali pengamalan nilai-nilai pancasila agar tidak hilang, utamanya bagi para generasi penerus bangsa ini,” ajaknya.

Di hadapan perwakilan ormas yang hadir, Joko mengingatkan amanat Undang-undang Ormas nomor 17 tahun 2013 bahwa setiap anggota ormas harus berpartsipasi aktif dalam masyarakat untuk menjaga, memelihara, dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.

“Kita warga negara Indonesia juga sudah sepakat pada empat konsensus, yakni pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. Maka, kegiatan ini supaya diteruskan dan ditindaklanjuti agar masyarakat tetap berpegang teguh pada nilai-nilai luhur bangsa Indonesia melalui Pancasila,” urainya mengakhiri sambutan sekaligus membuka kegiatan Sinau Pancasila.

Senada dengan Joko Nuryanto, Anggota Komisi A DPRD DIY juga mengajak untuk membumikan Pancasila dan UUD 1945. “Pancasila dan UUD 1945 harus tetap membumi di daerah keistimewaan Yogyakarta. Ini bukan untuk kita, tetapi untuk anak cucu kita yang harus ditanamkan Pancasila, nasionalisme dan pandangan hidup tehadap budaya yang ada di lingkungan kita,” ujarnya.

Sinau Pancasila
Koordinator Bidang Pendidikan dan Pelatihan Pusat Studi Pancasila UGM Hendro Muhaimin saat memberikan materi.

Pancasila, menurut Hendro Muhaimin, merupakan satu hal yang penting untuk diketahui bersama. Bercerita tentang sejarah lahirnya Pancasila, persatuan dan kesatuan menjadi penentu dalam menjabarkan sila-sila yang terkandung di dalamnya.

Ia juga menyoroti peristiwa intoleransi yang terjadi di DIY di mana dilakukan oleh generasi muda yang jauh dari nilai-nilai pancasila. “Mengambil hikmah dari peristiwa tersebut, dilihat mana yang perlu diperbaiki, apakah dari pendidikan, lingkungan atau diri kita dalam hal ini keluarga, mari kita cek masing-masing,” jelasnya.

Maka, Hendro berpesan, sebagai ormas penting untuk memberi pemahaman tentang persatuan, “Pancasila itu satu kesatuan yang utuh dan bulat, tidak boleh dipisah-pisah, semuanya saling melengkapi dan berkaitan,” pesannya.

Sementara ARM Ronang Sasiarto menjabarkan empat hal yang harus dipelajari oleh warga negara Indonesia. Yakni letak geografis, sejarah bangsa, ancaman terhadap bangsa, dan bagaimana agar bangsa Indonesia tetap eksis.

“Dengan menjalankan empat hal tersebut, kita mampu mengetahui makna bela negara. Bela negara adalah sikap dan perilaku serta tindakan warga negara baik perilaku secara pribadi ataupun kolektif dalam menjaga kedaulatan bangsa, keutuhan wilayah, keselamatan bangsa dan negara karena kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dari berbagai ancaman,” urainya.

Sinau Pancasila
Pasi Komsos Sterrem 072/PMK Mayor ARM Ronang Sasiarto saat memberikan materi.

Dalam sesi tanya jawab, Ketua LDII DIY Atus Syahbudin melontarkan pertanyaan tentang kapan visi misi negara digaungkan di Indonesia. Sebagai Dosen Fakultas Kehutanan UGM, ia mengungkapkan bahwa di kampus, dosen dan mahasiswa harus hafal visi misi kampus. Sementara di LDII, disebutkan Atus, visi misi LDII digaungkan saat pengajian yang digelar tiga kali dalam satu minggu melalui nasihat atau ceramah agama.

Menyinggung budi pekerti generasi muda yang disampaikan narasumber, Anggota Departemen LISDAL DPP LDII ini menyampaikan program tri sukses LDII, yaitu alim faqih, berakhlakul karimah, dan mandiri.

“Tri sukses merupakan modal untuk membentuk karakter generasi muda LDII. Selain itu, kegiatan ini sejalan dengan delapan bidang pengabdian LDII yang pertama yaitu kebangsaan, sehingga LDII sebagai salah satu Duta Pancasila mengajak masyarakat untuk kembali mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinka Tunggal Ika atau disebut empat konsensus kebangsaan,” katanya.

Menjawab pertanyan Atus, Hendro mengungkapkan bahwa 20 tahun setelah reformasi, visi misi negara yakni Pancasila tidak digaungkan lagi melalui kurikulum di semua jenjang pendidikan. “Apa yang kita lihat, kita panen generasi muda saat ini, ya beginilah faktanya. Pancasila sebagai ideologi negara tidak dapat diganggu gugat tapi masih ada yang belum bisa menerima, maka proses dan sistem ini lah yang perlu kita benahi bersama,” jawabnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *