Kenapa Hari Raya Idul Adha Disebut Lebaran Haji dan Hari Raya Kurban?

Hari Raya Idul Adha
Ilustrasi Wukuf di Padang Arafah (Gambar : JIB Post)

Jogjakeren.com – Seluruh umat Islam sedunia menyambut datangnya Hari Raya Idul Adha dengan suka cita. Berbagai persiapan sudah dipersiapkan jauh sebelum pelaksanaan hari agung ini. Di masyarakat sering didengar istilah Lebaran Haji dan Hari Raya Kurban untuk menyebut Hari Raya Idul Adha. Di bawah ini untuk penjabarannya.

Penyebutan Lebaran Haji untuk Hari Raya Idul Adha tidak lepas dari pelaksanaan ibadah haji di tanah suci setiap bulan Zulhijah. Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW,  dalam HR. Abu Daud dari Abd. Al-Rahman bin Yu’mar al-Dailiy, disebutkan bahwa: “Haji itu adalah Wukuf di ‘Arafah, maka barang siapa yang mengetahui (wukuf di ‘Arafah) pada malam ‘Arafah, hingga menjelang terbitnya Fajar dari malam berkumpulnya para jama’ah, maka sungguh hajinya telah sempurna”.

Wukuf Di Padang Arafah (Gambar : JIB Post)

Bacaan Lainnya

Pada tanggal 9 Zulhijah, umat Islam menunaikan wukuf di Padang Arafah yang merupakan ritual ibadah haji yang mengajarkan umat Islam untuk meninggalkan aktivitas sejenak. Kegiatan ini bertujuan agar jemaah dapat merenungkan diri, seperti yang dilakukan Nabi Ibrahim setelah menerima perintah Allah untuk mengorbankan Nabi Ismail.

Bagi umat Islam yang tidak melaksanakan ibadah haji, bertepatan dengan wukuf di Arafah atau hari Arafah ini disunahkan untuk menjalankan puasa. Ini sesuai dengan perintah Nabi Muhammad SAW dalam HR Muslim : “Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun akan datang.”

Ada lagi yang menyebut Hari Raya Idul Adha identik dengan Hari Raya Kurban.  Hal ini bermula dari pengorbanan Nabi Ibrahim perintah berkurban bagi muslim yang mampu, bermula dari kisah pengorbanan Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail, dalam menunaikan perintah Allah SWT. Dilansir dari laman Nahdlatul Ulama (NU), saat Nabi Ismail beranjak remaja, Nabi Ibrahim bermimpi mengorbankan putra kesayangannya untuk disembelih. Nabi Ismail sendiri merupakan anak pertama Nabi Ibrahim yang lahir setelah penantian panjang. Kala itu, Nabi Ibrahim pun bingung menyikapi mimpinya. Namun, ia tak lantas mengingkari mimpi tersebut. Nabi Ibrahim justru memilih merenungi mimpi dan memohon petunjuk kepada Allah.

Penyembelihan hewan kurban di Masjid Nur Hasanah Banguntapan, Bantul

Malam berikutnya, mimpi yang sama kembali mendatangi malam Nabi Ibrahim, begitu pula dengan malam ketiga. Setelah memimpikan hal yang sama hingga tiga kali, barulah Nabi Ibrahim meyakini dan membenarkan perintah tersebut.

Nabi Ibrahim adalah orang yang patuh, dia menaati perintah Allah SWT meski harus mengorbankan anak yang telah lama dinantikan. Allah SWT kemudian berfirman dalam Surat An-Nahl ayat 120 yang artinya: “Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang Imam (yang dapat dijadikan teladan), qaanitan (patuh kepada Allah), dan hanif, dan dia bukanlah termasuk orang musyrik (yang menyekutukan Allah).”

Nabi yang mendapat julukan Abul Anbiya atau Bapak dari Para Nabi ini pun menyampaikan isi mimpi kepada anaknya, sebagaimana tertulis dalam Alquran Surat Ash-Shaffat ayat 102: “Maka tatkala anak itu sampai (pada usia sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: ‘Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku sedang menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!’, Ismail menjawab: ‘Wahai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”

Melihat ketakwaan Nabi Ibrahim dan putranya, Allah SWT kemudian mengganti Nabi Ismail dengan seekor kambing. Kisah ini pun menjadi cikal bakal ibadah kurban dan sebutan Hari Raya Kurban yang dilaksanakan umat Islam setiap 10 Zulhijah.

Menyembelih hewan kurban diperintahkan bagi umat Islam yang mampu menunaikannya. Inilah latar belakang Hari Raya Idul Adha sering disebut Hari Raya Kurban. Hewan yang disembelih untuk ibadah kurban pun beragam, mulai dari sapi, kambing, domba, kerbau, maupun unta.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *