Jogjakeren.com – Tarikan napas yang terasa ringan sering kita anggap hal biasa. Kita lupa ada dua organ yang setiap saat bekerja tanpa henti. Paru-paru yang bersembunyi di balik tulang rusuk sesungguhnya adalah penjaga kehidupan. Pada momen Hari Paru-Paru Sedunia kita diajak berhenti sejenak lalu menyadari betapa berharga udara yang setiap hari kita hirup.
Paru-paru tidak hanya kantong udara yang mengembang dan mengempis. Ia ibarat sepasang pohon rindang yang menyaring oksigen lalu mengirimkannya ke seluruh tubuh sebelum melepas apa yang tidak lagi dibutuhkan. Namun kehidupan kota yang dipenuhi asap kendaraan, kebiasaan merokok, hingga kualitas udara yang kian meragukan membuat paru-paru bekerja lebih keras. Banyak orang baru mengingat nilainya ketika batuk tidak kunjung reda atau napas terasa sesak seakan ada beban yang menekan dada.
Merawat paru-paru bisa dimulai dari hal sederhana. Hindari rokok baik sebagai perokok aktif maupun pasif. Lakukan olahraga ringan yang memberi ruang luas pada dada, seperti berjalan pagi atau bersepeda santai di sekitar rumah. Biarkan udara segar masuk dan melatih paru-paru agar tetap lentur. Lengkapi pula dengan asupan sehat. Sayuran hijau, buah-buahan, dan air putih adalah sahabat yang membuat tubuh lebih kuat.
Hari Paru-Paru Sedunia memberi pengingat bahwa hidup bergantung pada organ yang sering terlupakan. Jika hati kerap disandingkan dengan rasa maka paru-paru adalah lambang keberlangsungan. Nafas yang tenang dan panjang menandakan kita masih diberi kesempatan untuk melangkah lebih jauh.
Hari ini mari kita hadiahkan sesuatu pada diri sendiri. Nikmati udara bersih, tempuh langkah sehat, dan ikrarkan janji untuk menjaga paru-paru dengan sungguh-sungguh. Merawat napas berarti merawat hidup yang kita jalani setiap hari.




