Jogjakeren – Dewan Pimpinan Wilayah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPW LDII) DIY menyiapkan enam studio untuk menyukseskan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) LDII pada Rabu-Kamis/19-20 Agustus 2020. Rapimnas LDII akan dilaksanakan secara daring diikuti 482 studio yang mewakili 34 DPW Provinsi dan 456 DPD kabupaten/kota. Peserta diperkirakan sejumlah 2.500 orang dari seluruh Indonesia. Direncanakan satu studio akan dihadiri sekitar 5-10 orang dengan mengikuti protokol kesehatan. Enam studio Rapimnas LDII di DIY berlokasi di setiap kantor DPD LDII Kota/Kabupaten, kecuali Kabupaten Sleman yang menyiapkan 2 studio untuk tingkat kabupaten dan provinsi.
Rapimnas LDII diagendakan akan memilih pelaksana tugas (Plt) ketua umum menggantikan Prof. Dr. Ir. KH. Abdullah Syam yang telah wafat. Nantinya Plt ketua umum diberi amanah untuk menggelar Musyawarah Nasional (Munas) dan meneruskan program kerja DPP LDII sebelum munas.
Demi suksesnya Rapimnas LDII, DPP LDII beraudiensi dengan Menteri Agama Jenderal (Pur) TNI Fachrul Razi. Rombongan DPP LDII disambut langsung oleh Fachrul Razi didampingi oleh Dirjen Bimas Islam, Prof. Kamaruddin Amin, Sesdirjen Bimas Islam Taher, dan Sesmenag Khoirul Huda Basyir.
Ketua DPP LDII, Ir. H. Chriswanto Santoso, M.Sc. pada kesempatan tersebut menjelaskan persiapan Rapimnas. “Keberlanjutan program LDII dalam rangka membantu pemerintah dan kemajuan umat Islam menjadi perhatian Rapimnas LDII. Kontribusi berkelanjutan LDII untuk Indonesia Bangkit dan Maju merupakan tindak lanjut Rakernas LDII 2018. Ada program kerja delapan bidang, yakni (1) kebangsaan, (2) pendidikan umum, (3) pendidikan agama, (4) teknologi dan kecerdasan buatan, (5) kesehatan herbal, (6) ekonomi syariah, (7) pertanian dan lingkungan hidup, dan (8) energi terbarukan,” ujar Chriswanto.
Menag: LDII terlibat aktif dalam FKUB
Fachrul Razi memberikan tanggapan positif. Ia mengatakan, membina umat adalah kewajiban bersama. “Maju mundurnya Indonesia pun sangat ditentukan oleh umat Islam karena merupakan umat terbesar di Indonesia,” jelas Fachrul Razi. Untuk itu, moderasi dalam kehidupan beragama sangat diperlukan agar tercipta Indonesia yang kondusif dan maju.
“Moderasi beragama sudah masuk dalam rencana pembangunan jangka menengah. Kami mengajak kawan-kawan agar moderat, bukan dalam agamanya. Namun cara berhubungan dengan teman-teman yang berbeda agama, atau agama yang sama namun pandangannya berbeda. Saya dengan senang hati akan membuka Rapimnas LDII,” ujarnya.
LDII juga diminta oleh Menteri Agama untuk berpartisipasi dalam program pemerintah meningkatkan jembatan kesetiakawanan antar masyarakat. Seperti keinginan Fachrul Razi meningkatkan kerukunan umat beragama dan pendidikan di Papua.
“Kami akan memberikan pembekalan kepada para penceramah agama khususnya di Papua. Namun karena pandemi Covid-19, rencana kami tertunda. Yang terpenting ceramahnya itu mengutamakan keindonesiaan. Saya senang jika LDII menjadi bagian dari program ini,” ungkap Fachrul Razi.
Kementerian Agama juga akan mengundang LDII dalam program juru dakwah atau da’i bersertifikat. Sejauh ini, pengurus pusat LDII dan di daerah-daerah terlibat aktif di dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). Dalam FKUB, LDII turut membantu pemerintah menguatkan jembatan kesetiakawanan antar masyarakat itu.