jogjakeren.com – Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat (DPKM) UGM memproduksi face shield sehubungan dengan pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2020, Minggu (5/7/2020) lalu. UTBK menjadi persyaratan agar siswa dapat mengikuti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN). Dalam penyelenggaraannya, protokol kesehatan diterapkan secara ketat.
Panitia menyediakan drop zone bagi peserta yang baru datang, hand sanitizer, area untuk mencuci tangan dan ruang tunggu yang menjamin jarak minimal antar peserta, serta pengukuran suhu badan. Peserta diwajibkan pula hadir dalam kondisi sehat, memakai masker dan menjalankan protokol kesehatan lainnya sesuai aturan pemerintah.
Kesadaran pentingnya APD
Guna memastikan produksi tepat waktu, beberapa mahasiswa KKN PPM UGM dikerahkan untuk membantu proses pengerjaan. Terdiri dari Zulfa Parulian Alzuhdy dan Adita Wahyu Ning M (Unit Ngawi), Reta, Desty, Adnan, Damas (Unit Lombok), serta Kusnan dan Naliya (Unit Purworejo), Jumat (3/7/2020). Kegiatan ini menjadi bagian dari pelaksanaan KKN UGM secara daring yang telah dilepas oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Senin (29/6/2020).

“Kami ingin mahasiswa KKN UGM memperoleh pengalaman berharga dalam pembuatan face shield yang akan digunakan dalam UTBK 2020,” kata Kepala Subdirektorat Kuliah Kerja Nyata, Dr Ir Ambar Kusumandari MES.
Saat ini, kesadaran akan pentingnya Alat Pelindung Diri (APD) saat berinteraksi dengan sesama semakin meningkat. “Sangat bermanfaat dan membuat saya semakin sadar bahwa APD sangat diperlukan ketika bersosialisasi dengan orang lain di saat pandemi seperti ini. Baik hanya menggunakan masker kain maupun face shield,” jelas Adita, dara asli Sragen yang mendalami Geografi Lingkungan.
Begitu pula yang diungkapkan Zulfa, mahasiswa yang mendalami penyuluhan dan komunikasi pertanian. “Rasanya seperti menjadi mahasiswa medika. Saya semakin memahami pentingnya mitigasi dan pencegahan itu lebih baik dari pada mengobati,” ungkapnya.
“Penggunaan masker atau face shield sebagai APD agar semakin disadari oleh masyarakat bahwa itu penting dipakai pada setiap aktifitas dalam berinteraksi dengan orang lain,” harap Atus Syahbudin SHut MAgr PhD Sekretaris Prodi Kehutanan, Fakultas Kehutanan UGM. Dengan demikian, datangnya masa kenormalan baru dapat diikuti pula kesadaran bersikap dengan mengutamakan protokol kesehatan.
KKN Unit Jogorogo
Dalam program KKN PPM UGM, Atus juga sebagai Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Unit KKN Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur. Zulfa Parulian Alzuhdy dan Adita Wahyu Ning M merupakan mahasiswa KKN di bawah bimbingan Atus.
Dalam pelaksanaan KKN di Ngawi, Unit Jogorogo memiliki program yang dilaksanakan oleh klaster Medika dan klaster Sosial Humaniora terkait dengan Covid-19, seperti sosialisasi kenormalan baru dan hal ikhwal tentang Covid-19. Program ini sesuai dengan arahan Direktur Pengabdian kepada Masyarakat, Prof Ir Irfan Priyambada MSc PhD di dalam menyusun program kerja KKN PPM UGM.
“Beberapa program KKN dapat dikembangkan oleh mahasiswa di lokasi KKN, seperti menyosialisasikan kenormalan baru, perilaku hidup bersih dan sehat, meningkatkan perekonomian pedesaan, dan mengembangkan desa wisata,” kata Irfan. Sejalan dengan arahan tersebut, Atus pun berharap bahwa penyuluhan tentang protokol kesehatan menjadi insight baru bagi masyarakat di Kecamatan Jogorogo.