Jogjakeren.com – Dunia digital tidak henti-hentinya memberikan pembaruan bagi para penggunanya. Salah satu contohnya adalah kehadiran ChatGPT. ChatGPT merupakan sebuat chatbot yang diluncurkan oleh openAI.
Teknologi buatan manusia ini tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Salah satu kelebihan dari ChatGPT adalah aplikasi tersebut dapat merespon pertanyaan manusia dalam bentuk teks yang relatif akurat.
Tak hanya itu, aplikasi ini juga bisa menyediakan jawaban maupun produk tulisan ilmiah yang diperintahkan oleh manusia. Namun di sisi lain, kelemahan dari aplikasi ChatGPT salah satunya adalah tulisan yang diproduksi memiliki gaya penulisan yang template.
Sejalan dengan pemikiran Ketua Departemen Komunikasi, Informasi, dan Media (KIM) DPP LDII, Ludhy Cahyana, M.Kom., yang menyatakan bahwa ChatGPT merupakan big data yang dapat menyerap penggunaan bahasa tulisan. “ChatGPT itu bisa rapi, bagus, dan terstruktur. Tetapi rasa, gaya kepenulisannya enggak keluar,” kata Ludhy.
Selain itu, dalam jurnal ilmiah juga diterangkan hasil dari artikel yang diparafrase menggunakan ChatGPT menghasilkan tulisan yang tidak orisinal. Hal ini dibuktikan dengan komparasi melalui alat bantu plagiasi “iThenticate” yang kemudian menghasilkan tingkat plagiasi sekitar 40%.
Memang dalam hal kecepatan, ChatGPT dapat lebih unggul daripada kemampuan menulis manusia pada umumnya. Namun, secara olah rasa dalam kepenulisan, ChatGPT bagaikan robot yang tidak memiliki perasaan apa pun.
“Asal kita bisa next level dari ChatGPT, kitalah yang akan dicari orang, bukan ChatGPT,” tutur Ludhy.
Dalam komentarnya, Ludhy juga menyarankan supaya meningkatkan literasi. Salah satunya dengan banyak membaca buku sastra. Hal ini dapat menunjang dalam menciptakan tulisan yang berkualitas dan terstruktur. Tak hanya sampai disitu, Ludhy juga memberikan rekomendasi karya-karya dari seorang penulis yang termahsyur seperti Seno Gumira Ajidharma, Leila S. Chudori, dan penulis-penulis lainnya.
“Saya selalu senang sama Seno Gumira Ajidarma. Bukan ceritanya saja yang bagus, tetapi dia juga mengantarkan cerita dengan bahasa sastra yang tinggi dan bisa dikunyah,” pungkas Ludhy.