Hadirkan Guru Tamu USA, Cara Siswa SMA IMBS Tingkatkan Kemampuan Bahasa Inggris

Bahasa Inggris
Dari Chicago USA, Singgih Wishnu Aji (kiri tengah) menjadi guru tamu Bahasa Inggris di SMA Insan Mulia Boarding School (IMBS) Sleman.

Jogjakeren.com – Seorang WNI dari Amerika Serikat menjadi guru tamu pada kelas Bahasa Inggris SMA Insan Mulia Boarding School (IMBS) Sleman, Kamis (24/11/2022). Ialah Singgih Wishnu Aji, seorang WNI yang telah lama tinggal di kota terbesar di negara bagian Illinois Amerika Serikat, Chicago.

Saat itu, petang sekitar waktu isya di USA dan masih pagi 07.30 WIB di SMA IMBS. Acara dibuka oleh Bintang Rizky Adli Pratama selaku MC.

Dalam Bahasa Inggris, Singgih memulai ceritanya tentang masa kecil hingga masa remajanya. Yang menarik adalah adanya kesamaan dengan siswa IMBS, yakni sekolah sambil mondok. Singgih menuturkan betapa ketatnya pembagian waktu antara sekolah dan pondok.

Bacaan Lainnya

Pagi hingga sore bersekolah, sedangkan malam hari untuk memperdalam ilmu agama di pondok pesantren. Tidur malam antara 22.00 dan 02.00, lalu bangun berdoa dan sholat sepertiga malam. Setelah sholat subuh, ada sesi mengaji lagi, sebelum siswa mandi, sarapan dan berangkat ke sekolah.

Kesamaan inilah yang membuat Egist Yusuf Burhansyah, salah seorang siswa bertanya tentang bagaimanakah mampu menjalani hari-harinya dan mengatur waktu antara di sekolah dan pondok pesantren dengan baik. Sementara Egist mengaku kewalahan dalam membagi waktu.

Menurut Singgih, pembagian waktu keduanya dapat berjalan dengan baik karena terkait karakter. Untuk itu, siswa diminta menjalaninya secara konsisten sesuai aturannya, berusaha lebih keras dan disiplin, serta banyak berdoa.

Sakdermo aja. We try harder, doa a lot. Nabung doa dari sekarang untuk masa depan. Miliki dream book. Tulis di dalamnya mimpi-mimpi kalian. Mintalah kepada Allah dan doa dari orang tua. Lalu teruslah berusaha, biarkan Allah yang mengatur masa depan dan mewujudkan mimpi-mimpimu,” terang Singgih.

Sementara itu, siswa-siswa lainnya via chat bertanya tentang biaya hidup dan bagaimana menjalani kehidupan Islam di USA. Menurut Singgih, biaya hidup itu tergantung tempat tinggal. Kota yang paling mahal adalah California. Biaya sewa kosnya saja hingga Rp30 juta per bulan. Namun pendapatan rata-rata bisa dua kali lipat harga sewa kos tersebut, sehingga biaya hidup tidaklah menjadi masalah.

Umat Islam dapat melaksanakan ibadah dengan baik di Chicago. Perlakuan terhadap pemeluknya tergantung bagaimana sikap masing-masing. Jika bisa baik dan ramah, maka masyarakat setempat akan respect pula.

Perempuan berhijab biasa saja. Selama ini tidak ada masalah. Bagi para pekerja dan karyawan pun dapat menunaikan sholat pada saat istirahat kerja. Perusahaan dapat dikasuskan apabila tidak memberikan ijin menunaikan sholat bagi karyawan muslimnya.

Pertanyaan siswa berikutnya tentang kuliah di USA. Singgih pun menjelaskan bahwa berkuliah merupakan cara paling mudah untuk masuk USA. Banyak beasiswa tersedia, namun kebanyakan memang untuk jenjang S2 dan S3. Adapun untuk mahasiswa S1, beasiswa berasal dari fullbright, LPDP, dll.

Singgih juga memberikan wejangan kepada siswa yang hendak kuliah di USA supaya berkomitmen selalu tetap bisa mengaji sembari menyelesaikan kuliah. Jangan mementingkan masalah keduniaan semata, mentang-mentang jauh dari pengawasan orang tua.

Acara akhirnya ditutup dengan closing speech dari siswi IMBS, Nisrina Khairunnisa. Nisrina menyampaikan rasa syukurnya, serta permohonan maaf apabila ada hal-hal yang kurang berkenan. “Pembelajaran Bahasa Inggris bersama guru tamu USA ini benar-benar bermanfaat bagi siswa/siswi SMA IMBS. Sungguh hari yang luar biasa, membahagiakan dan mencerahkan,” katanya.

“Program ini memberikan pengetahuan, sekaligus membuka wawasan siswa ke dunia luar, seperti USA. Siswa mendapatkan contoh nyata bahwa kita bisa tinggal di sana untuk bekerja atau menjadi mubalig dengan berbekal kemampuan Bahasa Inggris yang bagus,” jelas Jumiati, S.Pd. guru kelas Bahasa Inggris SMA IMBS.

Guru Bahasa Inggris yang pernah mengajar di Ehime University Senior High School Jepang ini berharap pula siswa SMA IMBS lebih termotivasi dan menyadari akan arti pentingnya mempersungguh dalam belajar Bahasa Inggris dan bersemangat menjadi mubalig berkelas internasional.

Sementara itu, menurut kepala SMA IMBS, Hj. Siti Nurhayati, S.Si., M.Pd., program guru tamu USA merupakan salah satu upaya sekolah untuk mewujudkan visi IMBS, yakni “Terwujudnya Peserta Didik yang Religius, Profesional, dan Berkarakter”.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

5 Komentar