Jogjakeren.com – Dalam mendukung aktivitas, setiap orang diwajibkan mengonsumsi makanan. Makanan yang masuk ke dalam tubuh akan diubah menjadi tenaga melalui proses yang disebut dengan metabolisme. Dengan begitu, seluruh bagian tubuh dapat bergerak.
Namun, Anda dapat dimungkinkan mengalami gangguan yang berhubungan dengan proses kimia yang terjadi pada tubuh tersebut. Gangguan ini dapat menyebabkan Anda memiliki nutrisi yang berlebihan atau bahkan kekurangan. Jika terjadi, Anda mungkin mengalami beberapa penyakit lainnya.
“Ketika proses metabolisme dalam tubuh terganggu, maka produksi energi yang dibutuhkan untuk menjalankan berbagai fungsi tubuh juga terganggu. Penyakit metabolik tidak dapat disembuhkan, akan tetapi apabila dimaintenance dengan baik dan rutin, dengan begitu akan tetap stabil,” jelas Anggota Biro Pengabdian Masyarakat DPW LDII DIY Deby Zulkarnain Rahadian Syah, M.M.R.S. saat memberikan penyuluhan kesehatan kepada warga LDII di Kapanewon Jetis dan Imogiri, Jumat (20/1/2023).
Salah satu penyakit metabolik yang paling terkenal adalah Diabetes Melitus (DM). Penyakit DM ditandai dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) akibat efek sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Seseorang yang memiliki riwayat keluaga DM maka memiliki risiko tinggi terkena penyakit DM. Selain itu, seseorang yang obesitas, mengalami hipertensi (≥ 140/90 mm/Hg), memiliki riwayat diabetes gestasional atau melahirkan bayi dengan berat ≥ 4 kg, kadar kolestrol HDL ≤ 35 mm/dt, atau kadar trigliserida ≥ 250 mg/dl juga memiliki risiko terkena penyakit DM.
Penyakit DM terbagi menjadi dua tipe, yaitu DM Tipe I dan DM Tipe II. Pada DM Tipe I terjadi karena kerusakan pankreas sel beta dan membutuhkan insulin untuk memenuhi kebutuhkan kadar glukosa dalam tubuh. DM Tipe I ini dapat terjadi pada seseorang yang berusia ≤ 30 tahun. Sedangkan DM Tipe II terjadi karena penurunan sensitivitas jaringan terhadap insulin dan belum membutuhkan insulin. DM Tipe II ini dapat terjadi pada seseorang yang berusia ≥ 30 tahun. Gejala umum yang dialami penderita DM yaitu sering buang air kecil (poliuria), sering merasa haus (polidipsia), dan sering merasa lapar (polifagia).
Penyakit DM juga dapat menyebabkan komplikasi, di antaranya terjadi hipoglikemic (gangguan kesehatan yang terjadi ketika kadar gula di dalam darah berada di bawah kadar normal), retinopati (perubahan pembuluh darah kecil di retina), nefropati (ginjal mengalami komplikasi), dan neuropati (kerusakan syaraf). Jika kadar gula darah tinggi, beberapa hal yang dapat dilakukan adalah melakukan diet, olahraga yang teratur, pemantauan glukosa, dan menyuntikkan insulin.
“Selain itu, sebagai makhluk sosial kita juga membutuhkan sosialisasi dengan orang lain. Bersosialisasi dengan orang lain dapat meningkatkan hormon endorfin dalam tubuh, sehingga dapat menurunkan kadar gula darah,” pungkas Deby.