jogjakeren.com – Pasca musibah susur sungai yang menimpa sejumlah siswa SMPN 1 Turi. Senin (24/2/2020), diadakan pendampingan psikologis bagi korban insiden susur sungai di SMPN 1 Turi. Dengan adanya pendampingan ini diharapkan semua anak yang menjadi korban benar-benar mendapatkan pendampingan dari ahli (psikolog) sehingga mereka bisa berangsur pulih dari trauma. Pendampingan ini dibantu oleh psikolog gabungan dari beberapa instansi termasuk UII dan UGM.
Pukul 07.00 WIB, kegiatan diawali dengan doa bersama dan sholat ghoib untuk siswi-siswi yang meninggal dunia. Pendampingan selanjutnya dilakukan terpisah antara siswa dan siswi.
“Terapi dimulai dengan diminta menggambarkan perasaan dan tempat paling nyaman, kemudian setiap siswa menjelaskan gambar itu satu-persatu. Terapi diakhiri dengan terapi pernafasan, dan selesai pukul 11.00 WIB”, ujar Fachri(15), salah satu siswa kelas VIII C.
Menurut penuturan Fachri, saat proses pendampingan, tidak sedikit dari siswa baik laki-laki maupun perempuan yang menangis. Setelah terapi selesai, para siswa keluar sekolah dengan dikawal kepolisian (per 5 anak) agar siswa bisa segera pulang tanpa terhambat wartawan yang menunggu di depan sekolah.
Psikolog berpesan bahwa semua sudah takdir dan tidak perlu menyalahkan guru/pembina. Namun Fachri berharap, walaupun ini musibah tetapi sekolah diminta tetap bertanggungjawab.
Lain kesempatan jika mengadakan susur sungai sebaiknya pada musim kemarau dan membawa peralatan, contohnya tali pramuka. Perlu juga ada pemberitahuan kegiatan ke luar lingkungan sekolah kepada orang tua, dan izin kepada wilayah yang menjadi tempat kegiatan.