Sleman, jogjakeren.com – Bulan Juni 2024 mendatang, akan diadakan event tahunan Piala FORSGI DIY, sebuah festival bergengsi dari cabang olahraga sepak bola dari seluruh provinsi. Tahun lalu, Festival FORSGI DIY diikuti oleh ratusan pemain muda terbaik dalam 12 tim yang lolos penjaringan dari lima kabupaten dan kota di DIY.
Maka tak ayal bila FORSGI Sleman mempersiapkan pemain-pemain berbakatnya sedari dini, yang diselenggarakan pada Minggu, (25/2/2024) silam. Festival tersebut dilaksanakan di Lapangan Lempongsari, Sleman, dan terbagi dalam dua kelas usia saringan, yaitu kelas U-12 dan U-10 tahun dari tujuh kapanewon di Sleman.
Ketua FORSGI Sleman, Ahmad Subur, A.Md. optimis penyaringan yang dilakukan lewat Festival FOSRGI tingkat kabupaten tersebut dapat membentuk mental pemain-pemain mudanya. Turut hadir dalam gelaran tersebut Ketua FORSGI Provinsi DIY, Dewan Penasihat Sleman FC, dan Dewan Penasihat Galatawa Turi.
Sejak pukul 7.00 WIB, Festival dibuka dengan sambutan dari Dewan Penasihat Sleman FC, H. Sugiyarta, S.H., M.M. yang menekankan pentingnya penguatan 29 karakter luhur kepada bibit-bibit dan generasi muda FORSGI. Selain mental kompetitif dan sportif, bibit generasi muda FORSGI juga diharapkan dapat membawa dirinya sesuai dengan karakter Alquran-adits di masyarakat luas.
Hingga siang hari, festival ditutup dengan penyerahan hadiah pada tim yang bertahan hingga akhir. Dari kategori U-12, juara 1 disabet oleh tim Kapanewon Sleman, lalu juara 2 diraih oleh Galatawa Turi, serta juara 3 diraih oleh tim asal Mlati. Sedangkan, pada kategori U-10, juara pertama diperoleh tim Godean FC. Sementara juara kedua diraih oleh tim terbaik dari Galatawa Turi.
Tidak hanya itu, terdapat hasil nominasi dua pemain terbaik yang mampu menunjukkan performa terbaiknya saat bermain di lapangan hijau. Keduanya adalah Ridwan dari Godean FC pada kategori U-10 dan Affan dari Sleman FC pada kategori U-12, berhasil dinobatkan menjadi pemain terbaik.
Festival tersebut tidak hanya menjadi ajang untuk menguji kemampuan teknis para pemain, tetapi juga sebagai wadah untuk memperkuat karakter dan mental mereka. Dengan demikian, penekanan pada pengembangan karakter dan kualitas teknis pemain menjadi fokus utama dalam menghadapi kompetisi yang akan datang.